Pacaran, Bikin Capek

Daftar Isi

    Rasa cinta merupakan fitrah yang tidak bisa dielakkan oleh siapapun, bahkan cinta kata sebagian orang adalah buta. Cinta memang rasa yang Allah berikan pada setiap insan, maka tak heran rasa cinta inipun hadir di kaula muda dan remaja. Lantas salahkah mereka yang saling jatuh cinta pada lawan jenis di usia remaja bahkan masih ingusan?


    Saya mengatakan tidak salah, apalagi masa saat ini dimana semua tontonan memperlihatkan cinta lawan jenis di usia kecil. Namun rasa cinta pada lawan bisa dialihkan pada hal lain jika dibandingkan harus memperturutkan nafsu. Cinta yang berlandaskan nafsu pada lawan jenis di usia yang tak semestinya akan berdampak pada kehancuran moral dan etika.
    Banyak kasus terjadi terkait hal ini. Budaya pacaran di usia remaja seakan sudah menjadi hal yang 'harus' karena jika tak menyukai lawan jenis akan dikatakan tidak normal dan tidak gaul. Karena apa? Karena media tontonan dan bacaan anak-anak mempengaruhi pola pikir dan pergaulannya.


    Pacaran ala anak remaja dan sekolahan sangat lucu saya lihat, 'dia pacar aku, jangan didekati oleh siapapun' sebenarnya hal ini justru akan mempersempit kesempatan untuk memiliki banyak teman. Dan juga pacaran akan menuntut ini dan itu yang kadang pada tindakan-tindakan yang melanggar etika dan ajaran agama.
    Pacaran dalam islampun sebenarnya tidak ada istilah ini. Jika seseorang pacaran maka sudah akan ada anggaran setiap minggu mungkin bahwa akan makan dan mejeng dimana, si laki-laki mati-matian memikirkan uang untuk bisa mengajak makan sang pacar, padahal uang jajan sekolah masih minta dengan orang tua. Berlagak pula pacaran dan kasih gratis makan anak orang.


    Memang kenikmatan sesaat akan dirasakan oleh pasangan remaja yang saling jatuh cinta ini, setidaknya paling sedikit bisa saling pegang tangan, cium pipi kiri kanan, dan bahkan anak sekolahan juga berani kissing dan berhubungan seks. Yang berakibat hamil di luar nikah. Dan tak kalah parahnya setelah kejadian memalukan itu sang perempuan ditinggal pergi oleh si lelaki. Naas memang. Siapa yang rugi? Perempuankan? Walaupun alasannya suka sama suka tetap saja sama-sama salah keduanya.
    Tidak ada yang menyuruh pacaran, pacaran itu hanya budaya aneh yang datang dari barat. Islam tidak ada mengajarkan itu, bahkan agama nasranipun yang penganutnya taat tidak membenarkan pacaran. Mereka meyakini cinta sejati hanya untuk suami. Nah, itu penganut nasrani yang mengatakan, apalah lagi kita umat islam kalau begitu.


    Tidak salah mencintai lawan jenis di usia remaja namun jangan diperturutkan rasa cinta itu, lebih baik berlomba dalam berprestasi dengan semua sahabat, daripada memenjarakan diri pada satu orang saja, karena pacaran, 'kamu milikku, yang lain tak boleh ganggu'.


    Saat-saat masa pacaran juga akan memusingkan kepala, bagaimana tidak, masalah komunikasi yang harus dibuat klop, rasa cemburu yang menjadi masalah pertengkaran, padahal saat sekolah kita diharuskan fokus pada pelajaran, bagaimana mau fokus jika pikiran selalu kacau karena pertengkaran yang selalu ada.
     elum lagi, membagi waktu. Pelajar yang baik itu harus berprestasi dan berkreasi.

    Baik dalam akademik maupun organisasi dan juga harus fokus pada tujuan dan misi ke depan yang akan diraih. Pacaran hanya akan menghancurkan konsentrasi. Mengalihkan prestasi dan sebagainya. Kita yang harusnya fokus pada pelajaran, pikiran menjadi terpecah untuk sang pacar. Bawaannya selalu baper. Capek kan. Mending gak usah pacaran, tapi fokus pada pelajaran dan segudang prestasi yang sudah menanti action kamu-kamu.

    Helmi Yani

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pacaran, Bikin Capek
    Sangat Suka

    50%

    Suka

    50%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar