Kisah Kapal TNI KRI Sultan Hasanuddin-366 Lolos dari Ledakan Beirut

Daftar Isi

    Foto: Awak kapal KRI Sultan Hasanuddin-366

    Lancang Kuning – Kapal milik TNI Angkatan Laut KRI Sultan Hasanuddin-366 lolos dari maut dalam ledakan Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020.  KRI Hasanuddin, yang tengah melakukan misi perdamaian PBB UNIFIL di Lebanon, biasanya bersandar di pelabuhan Beirut, yang menjadi lokasi ledakan. 

    Jarak dari tempat sandar hanya sekitar 400 meter dari gudang Amonium Nitrat yang nahas itu. Kapal ini bertolak dari Pelabuhan Beirut atau Beirut Sea Port pada 2 Agustus dan mencapai perairan Mersin, Turki  pada 3 Agustus dengan perjalanan selama 12 jam. Pada saat kejadian yang meluluh lantakan pelabuhan Beirut dan sekitarnya 4 Agustus 2020, KRI Sultan Hasanuddin, dengan 119 awak,  tengah melaksanakan latihan bilateral dengan Angkatan Laut Turki.

    Baca Juga: Ternyata 'Rudal' di Balik Ledakan Lebanon Tipu-tipu Belaka

    Komandan KRI Hasanuddin-366,  Letkol Laut (P) Ludfy, S.T, MMDS  berhasil dihubungi oleh Miranti Hirschmann dari VIVA. Letkol Laut (P) Ludfy mengaku sangat kaget saat mendengar peristiwa di pelabuhan tempat mereka biasa bersandar.

    "Selama enam bulan terakhir, KRI Sultan Hasanuddin selalu bersandar di lokasi yang sama, Protocol Covid tidak mengijinkan kita bersandar di tempat lain.  Kebetulan permohonan kami untuk mengambil keperluan logistik di Turki disetujui. Malam itu juga kami berkumpul untuk berdoa bersama dan bersyukur karena dilindungi oleh Allah SWT. Kami tidak bisa membayangkan bila kami sandar di pelabuhan Beirut saat peristiwa itu terjadi,"ungkapnya.

    Baca Juga: Nagita Slavina Ungkap Penyebab Minta Cerai ke Raffi Ahmad

    6 Agustus 2020, Satgas Maritim TNI UNIFIL 2019 KRI Sultan Hasanuddin - 366 bertolak dari pelabuhan Mersin , Turki menuju Titik Rendezvous di Laut Mediterania untuk melaksanakan latihan bersama Passex (Passing Exercise) dengan kapal perang Turki. Latihan ini dilaksanakan dalam upaya mempererat persahabatan antara dua negara. Latihan ini di dukung oleh crew Heli Dauphin AS-365 N3+ HR-3601 yang On Board di KRI Sultan Hasanuddin.

    Saat ini KRI Sultan Hasanuddin sudah kembali ke  perairan Lebanon, daerah operasi AMO.  Letkol Laut (P) Ludfy, S.T, MMDS mengatakan bahwa KRI Hasanuddin telah mengirim sekoci ke pelabuhan untuk memeriksa kerusakan yang dialami.  

    Baca Juga: Malangnya Nasib Juventus

    "Dua kendaraan operasional KRI Hasanuddin berupa 1 minibus dan 1 double cabin Toyota  Hilux rusak berat. Dua kontainer tempat menyimpan alat di pelabuhan hanya rusak ringan" ujarnya, seperti dilansir Viva.

    Ahmed, seorang Warga Negara Libanon penjual makanan dan minuman  yang cukup akrab dengan awak KRI Sultan Hasanuddin, tewas dalam ledakan Beirut. Kiosnya terletak dekat dengan gerbang pelabuhan.  

    "Kiosnya ikut hancur, " tambah Ludfy. Ahmed dikenal sangat ramah dan bisa sedikit berbahasa Indonesia. 

    Misi Perdamaian

    KRI Hasanuddin tengah melakukan misi perdamaian PBB di Lebanon yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-L/UNFIL sejak Desember 2019. Misi kapal itu dijadwalkan hingga 31 Desember 2020. 

    Foto: Awak kapal KRI Sultan Hasanuddin-366 (Ist)

    Seluruh Pasukan Garuda yang berjumlah 1234 orang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Republik Indonesia dalam misi perdamaian PBB UNIFIL di sejumlah pangkalan Libanon dikabarkan selamat.  Saat ini sebagian dari Pasukan Garuda UNIFIL bergabung dengan tim kesehatan multi nasional dalam penanganan korban ledakan di Beirut.

    Baca Juga: Inggris Geger, Hampir 1000 Bom Angkatan Udara Ditemukan di Pantai

    Maritime Task Force di UNIFIL bertugas untuk mendukung Angkatan Laut Lebanon, memantau situasi keamanan perairan, mengamankan garis pantai dan mencegah  penyelundupan senjata dan bahan peledak ke Lebanon. Negara negara yang tergabung dalam misi perdamaian di laut ini adalah Indonesia , Turki, Brazil, Jerman, Yunani dan Bangladesh.  

    Kapal Angkatan Laut Jerman dan Yunani bersandar di Limassol, Cyprus, sementara Kapal Angkatan Laut yang bersandar di Beirut adalah Angkatan Laut Brazil, Indonesia dan Bangladesh.

    Kapal  Angkatan Laut Bangladesh rusak parah

    Kerusakan parah akibat ledakan gudang Amonium Nitrat di Beirut dialami oleh Kapal milik Angkatan Laut Bangladesh, BNS Bijoy Corvett. Kapal ini tengah bersandar di Port of Beirut dan berjarak sekitar 400 meter dari gudang yang meledak itu. Kapal ini juga tengah melakukan misi perdamaian PBB dan tergabung dalam UNIFIL. 

    Dari 110 awak kapal Bijoy Corvett, 21 orang  terluka.  Mereka dirawat di beberapa rumah sakit yaitu American University of Beirut Medical Center dan Hadum Hospital. Duta Besar Bangladesh Jahangir Al Mustahidur dilaporkan langsung mengunjungi kapal BNS Bijoy dan menolong mereka yang terluka. 

    Dua pekerja warga negara Bangladesh tewas dalam ledakan tersebut, 48 warga sipil asal Bangladesh lainnya dilaporkan terluka. Ada sekitar 160.000 warga negara Bangladesh di Lebanon.

    137 orang tewas dan sekitar 5000 orang terluka akibat ledakan 2750 ton Amonium Nitrat yang disimpan dalam gudang Pelabuhan Beirut, Lebanon. Ledakan itu setara dengan gempa berkekuatan 3,5 SR, yang terasa hingga radius 10 kilometer. (LK) 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Kisah Kapal TNI KRI Sultan Hasanuddin-366 Lolos dari Ledakan Beirut
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar