Singapura Tahan Warga yang Jadi Mata-mata China

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi. (Unsplash/Pixabay)

    Lancang Kuning  -- 
    Kementerian Keamanan Dalam Negeri (ISD) Singapura menahan warga negaranya, Dickson Yeo, yang menjadi mata-mata buat China guna mencuri informasi di Negeri Jiran itu.

    Dickson Yeo yang disebutkan telah menjadi bagian dari intelijen China sejak 2015 silam. Yeo kemudian diamankan Singapura pada 30 Desember 2020 setelah dideportasi dari Amerika Serikat (AS) yang sempat menahannya selama 14 bulan di penjara dengan tuduhan jadi mata-mata China.

    "Hasil investigasi ISD menemukan bahwa Yeo telah bekerja untuk inteiljen sebuah negara asing, dan menjalankan berbagai tugas yang diserahkan kepadanya lewat supervisor asingnya dengan imbalan keuntungan moneter," demikian pernyataan ISD seperti dikutip dari The Straits Times, Selasa (15/6). 


    ISD menyatakan bahwa Yeo sepenuhnya sadar sosok asing yang memberinya tugas itu bekerja untuk intelijen negara asing.

    Yeo juga disebutkan membuat sebuah perusahaan di Singapura untuk menjadi kamuflase dari kegiatan intelijennya. Namun, ISD menyatakan bahwa Yeo juga mencoba merekrut orang seperti yang dilakukan supervisornya, tapi gagal.

    ISD meyakinkan bahwa investigasi terhadap Yeo tetap berlangsung, dan penahanan pun masih dilakukan untuk keperluan penyelidikan.

    Yeo disebutkan direkrut agen intelijen China saat melakukan perjalanan ke Beijing pada 2015 silam. Kala itu, perekrut Yeo mengklaim dirinya bekerja untuk organisasi peneliti (think tank).

    Yeo sendiri kala itu merupakan mahasiswa program doktor di Lee Kuan Yew School of Public Policy Universitas Nasional Singapura.

    Dalam dokumen saat ditangkap otoritas AS, Yeo disebutkan ditawari uang untuk analisis dan informasi di wilayah Asia Tenggara, sebelum kemudian diminta hal serupa untuk mengumpulkan data dari Negara Paman Sam.

    Untuk keperluan intelijen di AS, kala itu Yeo kemudian mencari daya agar bisa diterima di Universitas George Washington. Dia kemudian tinggal di Washington, AS, selama Januari-Juli 2019.

    Kiprah Yeo mengumpulkan informasi di AS itu kemudian terbongkar saat ia ditangkap FBI ketika mencoba kembali ke negara tersebut lewat New York pada November 2019.

    Terkait penangkapan Yeo kala itu, Pemerintah China membantah merekrut seorang warga Singapura untuk menjadi mata-mata mereka. China justru menuding balik bahwa itu sebagai salah satu upaya AS untuk menekan dan memojokkan Negeri Tirai Bambu.

    "Saya tidak mengetahui persis kejadian sebenarnya, tetapi yang ingin saya katakan adalah lembaga penegak hukum Amerika Serikat baru-baru ini terus menuduh China melakukan penyusupan dan memata-matai, dengan tujuan untuk menekan dan memojokkan China," juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers di Beijing, seperti dikutip dari Associated Press, pada akhir Juli 2020. (LK)

     

    Artikel ini sudah ditayangkan CNN Indonesia.com dengan judul berita Singapura Tahan Warga yang Jadi Mata-mata China

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Singapura Tahan Warga yang Jadi Mata-mata China
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar